Wednesday, August 22, 2012

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Bayi yang baru keluar dari rahimnya ibunya kemudian merangkak(kepala bayi mencari puting) di dada sang ibu dengan susah payah untuk mencari air minum dari puting ibu merupakan proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Melakukan IMD segera setelah bayi lahir (setidaknya 1 jam) dapat menyelamatkan 22% kasus kematian bayi. Pada tahun 2006 program ini mulai dipromosikan dengan gencar di Indonesia oleh Dr. Utami.
"Jika kita ingin melihat keajaiban Tuhan yang paling sederhana dan paling awal dalam perjalanan hidup manusia, perhatikanlah apa yang dilakukan oleh seorang bayi pada saat ia mencari puting susu ibunya.
Terdapat 5 tahapan perilaku bayi sebelum menyusu, dimana setiap perilakunya mengandung makna yang sangat dalam.


Tahap Pertama :
Tahap pertama, yaitu 30 menit pertama merupakan tahap istirahat bayi di perut atau dada ibunya, karena segera setelah lahir bayi belum siap untuk minum
Sekali-kali ia akan melihat ibunya dan menyesuaikan dengan lingkungan. Ajaibnya, kulit ibu dapat berfungsi sebagai thermoregulator thermal synchron, artinya jika si bayi kedinginan, maka kulit ibu akan meningkat suhunya 2 derajat celcius, dan jika si bayi kedinginan, maka akan menurun satu derajat celcius

Tahap Kedua :
bayi akan mengeluarkan suara, gerakan menghisap dan memasukkan tangan ke mulutnya. Gerakan tersebut merupakan upaya si bayi untuk mengenali arah atau sumber puting berdasarkan indera penciumannya. Bayi akan menjilati punggung tangannya karena bau ketuban yang masih terdapat di tangannya sama dengan bau pada payudara si ibu, sehingga ia akan bergerak ke arah bau tersebut berada.
Tahap Ketiga :
sebelum si bayi mulai merangkak ke arah dada ibu, ia akan mengeluarkan air liur dulu. "Itu tandanya ia sudah mengenali bau puting si ibu, dan artinya makanan sudah dekat", ujar dokter anak senior di RS St Carolus Jakarta tersebut
Tahap Keempat :
setelah tahu darimana arah makanannya berasal, bayi pun akan mulai bergerak merangkak dan kakinya akan menekan perut ibu untuk bergerak ke arah payudara. Ternyata pula, hentakan kaki bayi di perut si ibu dapat mengurangi pendarahan di rahim.
Tahap Kelima :
dari gerakan bayi adalah menjilat-jilati kulit ibu, menghentak kepala ke dada ibu, menemukan puting, menyentuh dengan tangannya, kemudian mengulum puting susu tersebut.


Ketika si bayi menjilati kulit si ibu, secara tidak langsung ia akan memasukkan bakteri-bakteri yang bermanfaat untuk ususnya, dan ketika ia menghentakkan kepala ke dada ibunya, ia melakukan massage yang akan melancarkan pengeluaran ASI dari payudara si ibu.
jika si bayi sudah menemukan puting ibunya, biarkan paling tidak satu jam atau lebih sampai proses menyusu awal selesai. Bila dalam 1 jam si bayi belum menemukan puting, dekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Namun serangkaian proses menakjubkan pada awal kehidupan manusia tersebut hanya dapat terjadi jika si ibu maupun bayi sama-sama dalam keadaan stabil, artinya ibu tidak mengalami pendarahan atau bayi tidak berwarna biru.

Menurutnya yang paling penting setelah IMD selesai dilakukan adalah melakukan rawat-gabung bayi, artinya ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, dan dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Hal ini menurutnya akan memperkuat ikatan ibu dan anak, serta meningkatkan daya tahan tubuh si bayi. "Seorang bayi yang dipisahkan 6 jam saja dari ibunya, maka hormon stressnya akan meningkat 2 kali lipat karena adanya trauma pemisahan.
IMD dan ASI Bikin Anak Cerdas
Studi terbaru menunjukkan kombinasi yang efektif dari IMD dan ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan anak. "Anak yang diberi ASI lebih pandai dibanding mereka yang tidak diberi ASI. Mereka yang tidak mendapatkan ASI diketahui 15-20% sel-sel otaknya akan mati, sehingga mengurangi tingkat kecerdasannya," kata Dr. Utami.

Beberapa fakta penelitian lainnya pun dibeberkan oleh Dr. Utami, diantaranya mereka yang diberi IMD dan ASI eksklusif akan 6-8 kali lebih jarang menderita kanker anak (leukemia, limphositik, neuroblastoma, lymphoma maligna); 16,7 kali lebih jarang terkena pneumonia, 16 kali lebih jarang dirawat di rumah sakit dan 40-50% risiko asma berkurang.
Adanya kolostrum pada ASI ibu yang baru melahirkan diduga merupakan faktor penyebab seorang anak dapat memiliki daya tahan tubuh dan kecerdasan yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak mendapatkan ASI.

Kolostrum yang masuk ke dalam tubuh bayi akan menutup lubang-lubang pada sel-sel usus bayi, sehingga ASI yang masuk tidak akan bercampur dengan darah yang mungkin dapat menyebabkan alergen. Selain itu, kolostrum juga dapat merangsang growth hormon yang baik untuk tumbuh kembang bayi,"
Tapi lanjut Dr. Utami, bukan hanya mendapatkan 1-2 tetes kolostrum yang paling penting, melainkan kontak dengan ibunyalah yang lebih utama. "Kolostrum memang penting untuk sistem imun bayi, namun yang tak kalah penting adalah the whole skin to skin contact-nya," ujarnya.

Bahkan American Academic Breastfeeding Medicine menyatakan dalam 48 jam pertama kehidupan seorang bayi, sebenarnya tidak dibutuhkan cairan apapun. "Jadi tidak masalah jika ASI belum bisa keluar setelah melahirkan, karena kontak kulit dengan si ibu jauh lebih penting.

Tu gan n sis, jd jangan ragu deh ngasi asi buat anaknya, jgn dikasi minum susu sapi aja...

sumber : www.kaskus.co.id

No comments:

Post a Comment